Jumat, 22 Agustus 2014

HALO

hi ! setelah beberapa lama ini vacum nggak publish postingan disini rasanya tuuuuh...... postingan kali ini emang nggak penting, hanya sekedar postingan yang akan kalian anggap sebagai spam  mungkin? tapi sebenarnya postingan ini untuk menyapa kalian disini :3 hahahha! tuhkan nggak penting..
haaah! sebenarnya malam ini, aku mau curhat tapi gatau mau curhat ke siapa ? akhirnya aku buka deh blogku yang sudah lapuk dan berjamur ini.
hmmm, nggak tau kenapa malam ini rasanya aku galau gundah gulana, enggak tau kenapa T.T tapi yang jelas waktu aku lihat last seen WA nya jam 5 pagi tadi sedangkan aku chat dia jam 8 malam kemarin. ooohhh!!! kamu tau nggak sih sakitnya chat yang dinaggurin gitu itu, PERIH RASANYA BOS! tuhkan aku bilang apa nggak pentingkaaaaaaaann !
padahal kemarinnya dia manis banget gitu sifatya. duhkan! betek kalau inget! aahhhh, kok bisa se dia bikin aku kayak gini T.T sedih bos ! sadar o aaa, balesen chatku jangan dianggurin

Senin, 30 September 2013

ANEKDOT HUKUM PERADILAN

ANEKDOT HUKUM PERADILAN
KPP                        : Yang Mulia Hakim, saya tidak terima keluarga saya kehilangan pedati beserta kuda dan                            dagangan di dalamnya karena jembatan yang dilalui roboh. Pembuat jembatan itu                                           harus dihukum.
Hakim                   : baiklah akan saya segera proses! Pengawal…..pengawal!!!
Pengawal 1         : iya, Yang Mulia dengan penuh rasa hormat, ada keperluan apa Yang Mulia memanggil                                  hamba?
(Pengawal 2 menyusul datang)
Hakim                   : ngapain itu terlambat?
Pengawal 2         : maaf Yang Mulia tadi saya ketiduran.
Hakim                   : tidur aja kerjaanmu. Cepat kalian panggilkan pembuat jembatan!!
Pengawal 1+2    : siap Yang Mulia!!
(berjalan berlawan arah lalu tubrukan)
Pengawal 1         : siap Yang Mulia ini pembuat jembatan.
KPP                        : gara-gara kamu pedati beserta kuda dan barang dagangan saya hanyut.
PJ                            : gara-gara saya? maaf, apa maksud pembicaraan Anda?
KPP                        : iya, gara-gara kamu keluarga saya mengalami rugi besar.
Hakim                   : sudah-sudah, diam! Jangan berbuat gaduh di sini!
PJ                            : Yang Mulia, sebenarnya apa kesalahan hamba, sehingga hamba dipanggil kemari?
Hakim                   : kesalahanmu sangat besar jembatan yang kamu bangun tidak kuat dan kokok sehingga                                              menyebabkan jembatan itu roboh dan menyebabkan korban dan kerugian cukup besar.
PJ                            : saya? kenapa semua kesalahan tertuju kepada saya saja. Padahal kalau kita pikir                                            panjang kesalahan ini bukan sepenuhnya milik saya. bagaimana dengan tukang kayu?                                    Dia yang membawa kayu untuk membuat jembatan dan ternyata kayu yang dia bawa itu                               jelek dan rapuh sehingga menyebabkan seseorang jatuh dan kehilangan pedati beserta                                   kudanya.
Hakim                   : ya..ya..ya.. benar juga apa yang kamu katakan. Si tukang kayu yang bersalah.
                                Hai pengawal, bawa si tukang kayu kemari untuk mempertanggungjawabkan                                                     perbuatannya.
Pengawal 1+2    : siap Yang Mulia!
--------------------------------------------------
Pengawal 1         : Yang Mulia ini Si tukang kayu.
TK                           : Yang Mulia apa kesalahan saya, mengapa hamba dipanggil kemari?
Hakim                   : kesalahanmu sangat besar . kayu yang kamu bawa sangat jelek dan rapuh sehingga                                      menyebabkan seseorang kehilangan barang dagangan dan pedati beserta kudanya.                                       Maka kamu harus dihukum dang mengganti seluruh kerugian si tukang pedati ini!
TK                           : maafkan hamba yang mulia, jika memang itu permasalahannya jangan salahkan                                             hamba. Salahkan saja Penjual kayu yang menjual kayu yang rapuh dan jelek.
Hakim                   : yaa… benar juga apa yang dikatakan Tukang Kayu ini. Kalau si penjual menjual kayu                                       yang bagus maka jembatan itu tidak akan roboh. Jadi dalang dari permasalah ini ada si                                    penjual kayu. Yayaya… pengawal kemari!
Pengawal 2         : ada apa Yang Mulia?
Hakim                   : cepat bawa Penjual Kayu kemari untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya
Pengawal            : siap Yang Mulia!
Pengawal 1         : Yang Mulia yang terhormat, ini si penjual kayu!
TK                           : ah, jadi gara-gara kamu penjual kayu, saya dipanggil ke pengadilan.
PJ                            : iya, gara-gara kamu ini saya harus datang ke sini. Padahal saya ada seminar                                                        membangun jembatan yang kuat dan kokoh.
KPP                        : memang kamu itu ya, saya jadi rugi besar. Pokoknya kamu harus ganti rugi semua                                         kerugian saya mulai dari barang dagangan saya yang hanyut sampai pedati dan kuda                                       saya yang hilang.
PK                           : weehh, apa maksudnya ini? Yang Mulia dosa apa yang telah hamba perbuat sehingga                                  hamba harus datang kemari  dan dihadapkan dengan permasalah macam ini.
Hakim                   : tenang-tenang. Semuanya mohon tenang saudara-saudara. Begini penjual kayu,                                           kesalahanmu amat sangatlah besar. Kamu telah menjual kayu yang jelek dan rapuh                                        kepada si Tukang kayu sehingga menyebabkan jembatan yang dibangun tidak kuat dan                                    kokoh dan menyebabkan seseorang kehilangan barang dagangan dan kuda beserta                                            pedatinya.
PK                           : oh, baiklah jika itu permasalahannya. Jangan salahkan saya. salahkan saja pembantu                                    saya yang meyediakan beragam jenis kayu untuk dijual. Dialah yang member kayu yang                                          jelek kepada si tukang kayu itu.
Hakim                   : pengawal cepat bawa pembantu penjual kayu kehadapanku!
Pengawal            : siap yang mulia
Pengawal 2         : Yang Mulia ini pembantu si penjual kayu
TK                           : ya ini yang salah! Yang membuat kita harus datang kemari.
PK                           : betul itu. kamu ini menyita waktu kami saja
KPP                        : iya, kamu itu merepotkan saja. Parasit! Jadi beban orang lain saja
Pembantu1        : yang mulia yang saya hormati, apa kesalahan saya sehingga saya dipanggil kemari dan                                  disalahkan banyak orang?
Hakim                   : kesalahanmu benar-benar fatal, kamu telah menyediahkan kayu yang jelek dan rapuh                                                kepada si Tukang Kayu. Dan si tukang kayu memberikan kayumu yang jelek itu kepada                                  Pembuat jembatan. Sehingga kayumu yang rapuh dan jelek itu digunakan membuat                                          jembatan dan sekarang jembatan yang dibangun itu roboh dan mengakibat seseorang                                  kehilangan barang dagangnya dan pedati beserta kudanya.
Pembantu1        : baa..ba.. aikklaah yang mulia, jika itu semua adalah kesalahan saya. saya relah dihukum
Hakim                   : pengawaaaaaaaaaaaalllllllllll……. Masukkan si pembantu ini ke penjara dan sita semua                                  uangnya untuk mengganti kerugian       
Pengawal            : siap Yang mulia…
Hakim                   : hai pengawal, apakah hukuman sudah dilakasanakan?
Pengawal2          : maaf Yang Mulia hukuman belum kami laksanakan sulit sekali untuk melaksanakan.
Hakim                   : mengapa sulit? Bukankah kalian sudah sering melakukannya?
Pengawal1          : sulit seekali yang mulia pembantu ini tidak punya uang, badannya juga terlalu tinggi                                      dan gemuk. Sehingga penjara ini tidak cukup untuknya.
Hakim                   : Haash, bego sekali kalian! Cari pembantu yang kurus dan punya uang!
Pengawal            : ba..baa..ikk yang mulia
Pegawal               : Yang Mulia kami sudah bawakan pembantu yang kurus dan memiliki uang
Pembantu2        : maaf yang mulia yang saya hormati, saya tidak mengerti atas dasar apa saya dipanggil                                  kemari. Seingat saya,saya tidak melakukan kesalahan apapun.
Hakim                   : kesalahan kamu adalah kuruuuuus dan punyaaa uaaannnnnnnnggggggggggg!
Pembantu2        : tapi Yang Mulia,
Hakim                   : Ah sudahlah,pengawal bawa pembantu ini ke dalam penjara dan semua uangnya!
Pengawal            : baik Yang Mulia
Hakim                   : saudara-saudara semua, bagaimanakah menurut pandangan kalian, apakah hukuman                                                 untuk pembantu yang kurus dan punya uang ini adil?
Masyarakat        : Aaaadiiiiiiiiiiiiiiiiiiiillllllllllllll


ANEKDOT HUKUM PERADILAN

ANEKDOT HUKUM PERADILAN
KPP                        : Yang Mulia Hakim, saya tidak terima keluarga saya kehilangan pedati beserta kuda dan                            dagangan di dalamnya karena jembatan yang dilalui roboh. Pembuat jembatan itu                                           harus dihukum.
Hakim                   : baiklah akan saya segera proses! Pengawal…..pengawal!!!
Pengawal 1         : iya, Yang Mulia dengan penuh rasa hormat, ada keperluan apa Yang Mulia memanggil                                  hamba?
(Pengawal 2 menyusul datang)
Hakim                   : ngapain itu terlambat?
Pengawal 2         : maaf Yang Mulia tadi saya ketiduran.
Hakim                   : tidur aja kerjaanmu. Cepat kalian panggilkan pembuat jembatan!!
Pengawal 1+2    : siap Yang Mulia!!
(berjalan berlawan arah lalu tubrukan)
Pengawal 1         : siap Yang Mulia ini pembuat jembatan.
KPP                        : gara-gara kamu pedati beserta kuda dan barang dagangan saya hanyut.
PJ                            : gara-gara saya? maaf, apa maksud pembicaraan Anda?
KPP                        : iya, gara-gara kamu keluarga saya mengalami rugi besar.
Hakim                   : sudah-sudah, diam! Jangan berbuat gaduh di sini!
PJ                            : Yang Mulia, sebenarnya apa kesalahan hamba, sehingga hamba dipanggil kemari?
Hakim                   : kesalahanmu sangat besar jembatan yang kamu bangun tidak kuat dan kokok sehingga                                              menyebabkan jembatan itu roboh dan menyebabkan korban dan kerugian cukup besar.
PJ                            : saya? kenapa semua kesalahan tertuju kepada saya saja. Padahal kalau kita pikir                                            panjang kesalahan ini bukan sepenuhnya milik saya. bagaimana dengan tukang kayu?                                    Dia yang membawa kayu untuk membuat jembatan dan ternyata kayu yang dia bawa itu                               jelek dan rapuh sehingga menyebabkan seseorang jatuh dan kehilangan pedati beserta                                   kudanya.
Hakim                   : ya..ya..ya.. benar juga apa yang kamu katakan. Si tukang kayu yang bersalah.
                                Hai pengawal, bawa si tukang kayu kemari untuk mempertanggungjawabkan                                                     perbuatannya.
Pengawal 1+2    : siap Yang Mulia!
--------------------------------------------------
Pengawal 1         : Yang Mulia ini Si tukang kayu.
TK                           : Yang Mulia apa kesalahan saya, mengapa hamba dipanggil kemari?
Hakim                   : kesalahanmu sangat besar . kayu yang kamu bawa sangat jelek dan rapuh sehingga                                      menyebabkan seseorang kehilangan barang dagangan dan pedati beserta kudanya.                                       Maka kamu harus dihukum dang mengganti seluruh kerugian si tukang pedati ini!
TK                           : maafkan hamba yang mulia, jika memang itu permasalahannya jangan salahkan                                             hamba. Salahkan saja Penjual kayu yang menjual kayu yang rapuh dan jelek.
Hakim                   : yaa… benar juga apa yang dikatakan Tukang Kayu ini. Kalau si penjual menjual kayu                                       yang bagus maka jembatan itu tidak akan roboh. Jadi dalang dari permasalah ini ada si                                    penjual kayu. Yayaya… pengawal kemari!
Pengawal 2         : ada apa Yang Mulia?
Hakim                   : cepat bawa Penjual Kayu kemari untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya
Pengawal            : siap Yang Mulia!
Pengawal 1         : Yang Mulia yang terhormat, ini si penjual kayu!
TK                           : ah, jadi gara-gara kamu penjual kayu, saya dipanggil ke pengadilan.
PJ                            : iya, gara-gara kamu ini saya harus datang ke sini. Padahal saya ada seminar                                                        membangun jembatan yang kuat dan kokoh.
KPP                        : memang kamu itu ya, saya jadi rugi besar. Pokoknya kamu harus ganti rugi semua                                         kerugian saya mulai dari barang dagangan saya yang hanyut sampai pedati dan kuda                                       saya yang hilang.
PK                           : weehh, apa maksudnya ini? Yang Mulia dosa apa yang telah hamba perbuat sehingga                                  hamba harus datang kemari  dan dihadapkan dengan permasalah macam ini.
Hakim                   : tenang-tenang. Semuanya mohon tenang saudara-saudara. Begini penjual kayu,                                           kesalahanmu amat sangatlah besar. Kamu telah menjual kayu yang jelek dan rapuh                                        kepada si Tukang kayu sehingga menyebabkan jembatan yang dibangun tidak kuat dan                                    kokoh dan menyebabkan seseorang kehilangan barang dagangan dan kuda beserta                                            pedatinya.
PK                           : oh, baiklah jika itu permasalahannya. Jangan salahkan saya. salahkan saja pembantu                                    saya yang meyediakan beragam jenis kayu untuk dijual. Dialah yang member kayu yang                                          jelek kepada si tukang kayu itu.
Hakim                   : pengawal cepat bawa pembantu penjual kayu kehadapanku!
Pengawal            : siap yang mulia
Pengawal 2         : Yang Mulia ini pembantu si penjual kayu
TK                           : ya ini yang salah! Yang membuat kita harus datang kemari.
PK                           : betul itu. kamu ini menyita waktu kami saja
KPP                        : iya, kamu itu merepotkan saja. Parasit! Jadi beban orang lain saja
Pembantu1        : yang mulia yang saya hormati, apa kesalahan saya sehingga saya dipanggil kemari dan                                  disalahkan banyak orang?
Hakim                   : kesalahanmu benar-benar fatal, kamu telah menyediahkan kayu yang jelek dan rapuh                                                kepada si Tukang Kayu. Dan si tukang kayu memberikan kayumu yang jelek itu kepada                                  Pembuat jembatan. Sehingga kayumu yang rapuh dan jelek itu digunakan membuat                                          jembatan dan sekarang jembatan yang dibangun itu roboh dan mengakibat seseorang                                  kehilangan barang dagangnya dan pedati beserta kudanya.
Pembantu1        : baa..ba.. aikklaah yang mulia, jika itu semua adalah kesalahan saya. saya relah dihukum
Hakim                   : pengawaaaaaaaaaaaalllllllllll……. Masukkan si pembantu ini ke penjara dan sita semua                                  uangnya untuk mengganti kerugian       
Pengawal            : siap Yang mulia…
Hakim                   : hai pengawal, apakah hukuman sudah dilakasanakan?
Pengawal2          : maaf Yang Mulia hukuman belum kami laksanakan sulit sekali untuk melaksanakan.
Hakim                   : mengapa sulit? Bukankah kalian sudah sering melakukannya?
Pengawal1          : sulit seekali yang mulia pembantu ini tidak punya uang, badannya juga terlalu tinggi                                      dan gemuk. Sehingga penjara ini tidak cukup untuknya.
Hakim                   : Haash, bego sekali kalian! Cari pembantu yang kurus dan punya uang!
Pengawal            : ba..baa..ikk yang mulia
Pegawal               : Yang Mulia kami sudah bawakan pembantu yang kurus dan memiliki uang
Pembantu2        : maaf yang mulia yang saya hormati, saya tidak mengerti atas dasar apa saya dipanggil                                  kemari. Seingat saya,saya tidak melakukan kesalahan apapun.
Hakim                   : kesalahan kamu adalah kuruuuuus dan punyaaa uaaannnnnnnnggggggggggg!
Pembantu2        : tapi Yang Mulia,
Hakim                   : Ah sudahlah,pengawal bawa pembantu ini ke dalam penjara dan semua uangnya!
Pengawal            : baik Yang Mulia
Hakim                   : saudara-saudara semua, bagaimanakah menurut pandangan kalian, apakah hukuman                                                 untuk pembantu yang kurus dan punya uang ini adil?
Masyarakat        : Aaaadiiiiiiiiiiiiiiiiiiiillllllllllllll


ANEKDOT HUKUM PERADILAN


ANEKDOT HUKUM PERADILAN
KPP                        : Yang Mulia Hakim, saya tidak terima keluarga saya kehilangan pedati beserta kuda dan                                                  dagangan di dalamnya karena jembatan yang dilalui roboh. Pembuat jembatan itu                                           harus dihukum.
Hakim                   : baiklah akan saya segera proses! Pengawal…..pengawal!!!
Pengawal 1         : iya, Yang Mulia dengan penuh rasa hormat, ada keperluan apa Yang Mulia memanggil                                  hamba?
(Pengawal 2 menyusul datang)
Hakim                   : ngapain itu terlambat?
Pengawal 2         : maaf Yang Mulia tadi saya ketiduran.
Hakim                   : tidur aja kerjaanmu. Cepat kalian panggilkan pembuat jembatan!!
Pengawal 1+2    : siap Yang Mulia!!
(berjalan berlawan arah lalu tubrukan)
Pengawal 1         : siap Yang Mulia ini pembuat jembatan.
KPP                        : gara-gara kamu pedati beserta kuda dan barang dagangan saya hanyut.
PJ                            : gara-gara saya? maaf, apa maksud pembicaraan Anda?
KPP                        : iya, gara-gara kamu keluarga saya mengalami rugi besar.
Hakim                   : sudah-sudah, diam! Jangan berbuat gaduh di sini!
PJ                            : Yang Mulia, sebenarnya apa kesalahan hamba, sehingga hamba dipanggil kemari?
Hakim                   : kesalahanmu sangat besar jembatan yang kamu bangun tidak kuat dan kokok sehingga                                              menyebabkan jembatan itu roboh dan menyebabkan korban dan kerugian cukup besar.
PJ                            : saya? kenapa semua kesalahan tertuju kepada saya saja. Padahal kalau kita pikir                                            panjang kesalahan ini bukan sepenuhnya milik saya. bagaimana dengan tukang kayu?                                    Dia yang membawa kayu untuk membuat jembatan dan ternyata kayu yang dia bawa itu                               jelek dan rapuh sehingga menyebabkan seseorang jatuh dan kehilangan pedati beserta                                   kudanya.
Hakim                   : ya..ya..ya.. benar juga apa yang kamu katakan. Si tukang kayu yang bersalah.
                                Hai pengawal, bawa si tukang kayu kemari untuk mempertanggungjawabkan                                                     perbuatannya.
Pengawal 1+2    : siap Yang Mulia!
--------------------------------------------------
Pengawal 1         : Yang Mulia ini Si tukang kayu.
TK                           : Yang Mulia apa kesalahan saya, mengapa hamba dipanggil kemari?
Hakim                   : kesalahanmu sangat besar . kayu yang kamu bawa sangat jelek dan rapuh sehingga                                      menyebabkan seseorang kehilangan barang dagangan dan pedati beserta kudanya.                                       Maka kamu harus dihukum dang mengganti seluruh kerugian si tukang pedati ini!
TK                           : maafkan hamba yang mulia, jika memang itu permasalahannya jangan salahkan                                             hamba. Salahkan saja Penjual kayu yang menjual kayu yang rapuh dan jelek.
Hakim                   : yaa… benar juga apa yang dikatakan Tukang Kayu ini. Kalau si penjual menjual kayu                                       yang bagus maka jembatan itu tidak akan roboh. Jadi dalang dari permasalah ini ada si                                    penjual kayu. Yayaya… pengawal kemari!
Pengawal 2         : ada apa Yang Mulia?
Hakim                   : cepat bawa Penjual Kayu kemari untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya
Pengawal            : siap Yang Mulia!
Pengawal 1         : Yang Mulia yang terhormat, ini si penjual kayu!
TK                           : ah, jadi gara-gara kamu penjual kayu, saya dipanggil ke pengadilan.
PJ                            : iya, gara-gara kamu ini saya harus datang ke sini. Padahal saya ada seminar                                                        membangun jembatan yang kuat dan kokoh.
KPP                        : memang kamu itu ya, saya jadi rugi besar. Pokoknya kamu harus ganti rugi semua                                         kerugian saya mulai dari barang dagangan saya yang hanyut sampai pedati dan kuda                                       saya yang hilang.
PK                           : weehh, apa maksudnya ini? Yang Mulia dosa apa yang telah hamba perbuat sehingga                                  hamba harus datang kemari  dan dihadapkan dengan permasalah macam ini.
Hakim                   : tenang-tenang. Semuanya mohon tenang saudara-saudara. Begini penjual kayu,                                           kesalahanmu amat sangatlah besar. Kamu telah menjual kayu yang jelek dan rapuh                                        kepada si Tukang kayu sehingga menyebabkan jembatan yang dibangun tidak kuat dan                                    kokoh dan menyebabkan seseorang kehilangan barang dagangan dan kuda beserta                                            pedatinya.
PK                           : oh, baiklah jika itu permasalahannya. Jangan salahkan saya. salahkan saja pembantu                                    saya yang meyediakan beragam jenis kayu untuk dijual. Dialah yang member kayu yang                                          jelek kepada si tukang kayu itu.
Hakim                   : pengawal cepat bawa pembantu penjual kayu kehadapanku!
Pengawal            : siap yang mulia
Pengawal 2         : Yang Mulia ini pembantu si penjual kayu
TK                           : ya ini yang salah! Yang membuat kita harus datang kemari.
PK                           : betul itu. kamu ini menyita waktu kami saja
KPP                        : iya, kamu itu merepotkan saja. Parasit! Jadi beban orang lain saja
Pembantu1        : yang mulia yang saya hormati, apa kesalahan saya sehingga saya dipanggil kemari dan                                  disalahkan banyak orang?
Hakim                   : kesalahanmu benar-benar fatal, kamu telah menyediahkan kayu yang jelek dan rapuh                                                kepada si Tukang Kayu. Dan si tukang kayu memberikan kayumu yang jelek itu kepada                                  Pembuat jembatan. Sehingga kayumu yang rapuh dan jelek itu digunakan membuat                                          jembatan dan sekarang jembatan yang dibangun itu roboh dan mengakibat seseorang                                  kehilangan barang dagangnya dan pedati beserta kudanya.
Pembantu1        : baa..ba.. aikklaah yang mulia, jika itu semua adalah kesalahan saya. saya relah dihukum
Hakim                   : pengawaaaaaaaaaaaalllllllllll……. Masukkan si pembantu ini ke penjara dan sita semua                                  uangnya untuk mengganti kerugian       
Pengawal            : siap Yang mulia…
Hakim                   : hai pengawal, apakah hukuman sudah dilakasanakan?
Pengawal2          : maaf Yang Mulia hukuman belum kami laksanakan sulit sekali untuk melaksanakan.
Hakim                   : mengapa sulit? Bukankah kalian sudah sering melakukannya?
Pengawal1          : sulit seekali yang mulia pembantu ini tidak punya uang, badannya juga terlalu tinggi                                      dan gemuk. Sehingga penjara ini tidak cukup untuknya.
Hakim                   : Haash, bego sekali kalian! Cari pembantu yang kurus dan punya uang!
Pengawal            : ba..baa..ikk yang mulia
Pegawal               : Yang Mulia kami sudah bawakan pembantu yang kurus dan memiliki uang
Pembantu2        : maaf yang mulia yang saya hormati, saya tidak mengerti atas dasar apa saya dipanggil                                  kemari. Seingat saya,saya tidak melakukan kesalahan apapun.
Hakim                   : kesalahan kamu adalah kuruuuuus dan punyaaa uaaannnnnnnnggggggggggg!
Pembantu2        : tapi Yang Mulia,
Hakim                   : Ah sudahlah,pengawal bawa pembantu ini ke dalam penjara dan semua uangnya!
Pengawal            : baik Yang Mulia
Hakim                   : saudara-saudara semua, bagaimanakah menurut pandangan kalian, apakah hukuman                                                 untuk pembantu yang kurus dan punya uang ini adil?
Masyarakat        : Aaaadiiiiiiiiiiiiiiiiiiiillllllllllllll