Tak ada kata kau meninggalkanku
Menyisahkan luka dihati
Betapa sakit relung hatiku,
merasakan hilang
cintamu
malam ini tak seperti malam kemarin saat kau peluk aku
malam ini tak seperti malam kemarin saat kau bersamaku
malam ini tak seindah seperti malam kemarin ..
#cuplikan lagu d’bagindas-malam kemarin
Aku masih duduk di bangku SMP. Pertama masuk
aku menyukai salah satu teman sekelasku, namanya Ryan. Kebetulan dia adalah
ketua kelas di kelas.
Hari-hariku
terlewati dengan penuh mengasyikan. Saat itu aku duduk di bangku depan. Dan si
Ryan duduk di bangku nomer dua. Namun, kami berbeda deretan. Jika ada
kesempatan, aku menolehkan wajahku ke Ryan dan sungguh tak ku sangka dia
memperhatikanku. Ohh, sungguh senangnya hatiku ini !
Hari
demi hariku berjalan terus seperti itu. aku sering menoleh ke belakang untuk
memperhatikan Ryan. Dan tak ku sangka-sangka, salah satu temanku Lidya
mengatakan bahwa Ryan sering memperhatikan aku juga. ini membuat perasaanku
semakin berbunga-bunga. Serasa ku mendapat sesuatu yang sang beharga yang aka
ku genggam.
Suatu
pagi, aku masuk ke sekola dengan wajah bahagia. Teman-teman sekelasku juga
tampak bahagia. Mereka menyapaku dengan gembira. Aku merasa heran dengan apa
yang terjadi terhada teman-temanku. Mereka semua menjodoh-jodohkan aku dengan
Ryan. Dan spontan aku menjawab, “apaa se rek?” namun dibalik jawabanku yang
seperti itu beharap bahwa Ryan benar-benar suka sama aku.
Beberapa
hari kemudian, ada dua nomer masuk di HPku. Awalnya aku tidak tau itu nomer
siapa. Tapi pada saat itu aku tidak memilik pulsa. Tentu saja sms mereka tidak
ku balas. Dan sekitar dua hari kemudian aku baru saja beli pulsa dan aku
menjawab sms mereka. Ternyata duagaanku benar, salah satu dari nomer itu adalah
nomer Ryan. Sungguh, senang –senang sekali diriku. Rasanya cintaku serasa akan
ku genggam. Nomer yang satunya lagi adalah nomer Dimas teman dekat Ryan.
Tak
lama aku harus menunggu. Ryan menyatakan cinta padaku lewat sms. Dengan rasa
bergemetaran dan jantung yang terus berdegup kencang, aku mencoba menenangkan
diriku. Dia bertanya “kamu mau jadi pacarku?” jeedddiiiaaar ! aliran darahku
serasa berhenti, detak jantungku seakan tak berdetan, nafasku serasa tertahan.
Dengan tangan gemetar dan rasa sok jual mahalku, aku menjawab “emang kamu mau
jawaban apa ?” . sebenarnya dari dalam hati dari dalam sanubari dari rasa
kejujuran terdalam aku gak mau bertele-tele seperti itu. sebenarnya aku ingin
dan sangat ingin menjawab “yaa aku mau!” namun, karena rasa jaim ku yang
berlebihan aku menjawab seperti itu. namun, dengan senagnya aku melihat balasan
dari Ryan, “ya aku mau kamu jawab iya!”. Tanpa bertele-tele lagi deh aku
langsung jawab, “ya udah deh aku mau!” memang jaimku luar biasa.
Rasanya
cinta yang aku inginkan dari awal masuk dapat ku genggam juga. Aku bisa dapatin
hati dia. Namun, takdirku memang tak berjalan mulus. Salah satu sahabatku
menyukai Ryan. Memang ku akui Ryan adalah cowok yang memiliki tampang ganteng.
Bahkan, bila dihitung-hitung hampir banyak cewek yang suka sama dia. Harusnya
aku bersyukur memiliki Ryan. Namun, karena bodohnya aku dan butanya aku semua
ini tak berjalan seindah yang aku bayangkan.
Ntah
berapa minggu aku bepacaran dengan Ryan ?? bila dipikir-pikir waktu aku pacaran
sama Ryan, aku nggak begitu bawel. Bahkan, komunikasi dengan Ryan pun sangat
amat jarang. Karena maklum, Ryan itu pacar pertamaku. Aku masih kaku buat
pacaran seperti. Bukan artinya aku nggak cinta sama Ryan. Tapi, karena aku
belum terbiasa saja.
Waktu
terus berjalan. Hingga suatu hari ada sms yang isinya sangat megiris-iris
hatiku. Seorang gadis yang menghina dan mencaci diriku. Berkata bahwa aku tak
memiliki hati dan perasaan, aku kejam dan jahat. Sungguh miris hatiku membaca
semua itu. nggak terbayang apa salahku ? sampai aku di katakan sahabat yang tak
punya hati. Serasa menangis aku dalam hati. Serasa jatuh dalam dua pilihan ?
sahabatku maya yang baru aku kenal atau
pacarku Ryan yang sudah lama aku harapkan ? karena sering aku mendengar “lebih
baik pilih sahabat daripada pacar.” Hatiku semakin lunglai berantakan. Seakan
debu tertiup angin, aku tak berdaya harus melakukan apa.
Hingga
akhirnya, aku mengalah. Aku mengalah meninggalkan Ryan. Seseorang yang aku
inginkan. Seseorang yang pertama kali aku miliki.
Tubuhku
seakan lunglai tak berdaya menerima segala kepahitan ini. Sungguh menyesal yang
ada dalam jiwa. Pedih, sakit yang kurasakan. Hanya ada luka di hatiku yang menyapa sakit disetiap relung hatiku karena
hilangnya cintanya. Kadang terlintas tangis saat aku mendengar seseorang
membicarakan semua tentang keindahan dirinya. Dan semakin sakit bila melihat
mereka mengaguminya. Itu semua memang kebodohanku, aku pantas mendapatkannya.
dan aku bersukur ini semua bisa membuatku lebih dewasa dan lebih bersabar J
Namun,
seketika hatiku merintih mengingat semua luka yang telah ku ukir sendiri.
mungkin, Ryan sudah sangat amat membenciku. Dan mungkin juga tak ada kata maaf
untuk ku. Dan aku tak berhak untuk mengganggu kehidupannya lagi karena aku
sudah bukan bagian dari hidupnya. Walaupun dia masih tetap bagian dari hidupku.
Oke
sobb! dari cuplikan catatan diatas kita bisa ambil hikmahnya tuh, kalau dalam
mengambil keputusan kita harus pikir dulu matang-matang. Jangan hanya gunakan
hati saja, otak pun iya. Dan pikirkan nanti akhirnya. Terus jangan menyesal
dengan semua keputusan yang kamu ambil. Gimana sob ?
Oh yaa
sob, sahabat tuh ada banyak macam loh ! kalau sahabat yang kayak diatas itu
namanya bukan sahabat. sahabat itu adalah seseorang yang rela hatinya terluka
demi sahabatnya. ada sahabat yang hanya ada saat senangnya saja. Ada sahabat
yang hanya memikirkan diri sendiri. tapi juga ada sahabat yang selalu saling
berbagi dan nggak pernah menyakiti J
pasti enak banget yaa kalau punya sahabat yang saling berbagi dang nggak
pernah menyakiti. Kalau kita dapat
sahabat macam tu, kita nggak boleh sia-siakan, sob ! :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar