PEJABAT .
Aku duduk di kursih empuk
berwana hitam yang berlapis bulu angsa. Memandang
laptop bewarna putih. Ditemani dengan suguhan sebotol anggur merah yang memikat
hati. Ini membuatku melayang akan keindahan dunia. Hamburan uang yang menghiasi
setiap sudut ruang kantorku membuatku semangat bekerja. Jam per jam, menit per
menit, detik per detik uang mengalir begitu derasnya. Menyulap mataku yang
dulunya bening menjadi buram seketika. Semuanya tampak berbalut kebahagian
dengan uang yang sebenarnya mulai memburam. Bisikan picikku mulai berkumandang
di bibirku. Mengharap tak seorangpun mengetahui penggelapan uang yang ku
lakukan untuk bermain-main seketika itu juga. Lantunan doaku terhadap tuhan
mulai ku dendangkan agar mereka semua tak mengetahui akal kebusukan yang telah
ku mainkan.
Tak ada keluh yang ku
rasakan. Hanya kegelapan yang mulai menyelimuti bahagiaku. Aku bersyukur belum
ada yang mengetahui kebusukanku. Sebisa mungkin tak akan ku sia-siakan hamburan
ini sebelum berakhir. Tak ku dapati rintangan dalam hidupku. Semuanya terasa
mengalir seindah aliran uang yang ku dapat. Tak perlu ku pikir akan kebutuhan
ekonomi keluargaku. Semuanya telah tersedia, bahkan melebihinya. Aku biasakan
juga anak-anakku untuk menghamburkan uangku. Uang ini begitu banyak hingga
membuatku bingung akan segalanya. Mataku tertutup akan segalanya.
Kisah indahku tak sampai
sini saja. Ternyata akal ke busukku tak disadari. Sehingga, aku dapat
melanjutkan menghamburkan uang lagi. Sungguh, bahagianya hidupku. Bahagia akan
kegelapan. Mataku berbinar melihat segalanya. Senyum picikku mulai membentang
menghiasi bibirku. Semuanya terasa menyenangkan. Tak ku pedulikan tangisan yang
mereka rasakan. Aku hanya berpikir tentang aku, aku, aku dan aku. bukan kamu, kalian
atau mereka. Aku tak peduli apa yang kalian rasakan, hanya satu di otak dan
pikirku, yang penting aku tak sesusah kalian dan bahagia. Bermain dengan uang-uang
yang bertaburan. Ini membuat anganku melayang akan kehidupan.
Namun, hidup ya begini
jalannya.. adakalanya aku bahagia dan adakalanya aku jatuh terpuruk. Semua kebohanganku
mulai tertangakap. Semuanya telah membenciku. Perkataan kasar mulai keluar dari
mulut mereka yang telah ku hianati. Semuanya memang seakan terasa sakit. Namun,
tak seutuhnya sakit. Untuk apa aku punyak uang yang berhamburan jika tak
gunakan ?? aku memang dalam kurungangan besi saat ini. Namun, jiwaku masih
melayang terbang melewati angkasa. Untuk uang apa banyak jika tak digunakan ??
PETANI .
Aku tertunduk menanam
pariku. Satu per satu jemariku mengambil bibit pari di sebuah wadah kecil yang
ku gendong. Hataman terik matahari tak membuatku terpukul dengan keadaan ini. Hanya senyum dan dendangan
burung perkutut yang mulai mendamaikan jiwaku. Mereka semua tampak menyinari
langkahku. Lantunan doa dan harapku mulai bertaburan di setiap bibit pari ini. Semoga
pari yang ku tanam ini membawa barokah bagi dunia ini. Untaian kata doa tulus
ku ucapkan untuk mereka semua yang akan menikmati hasil pari ku ini.
Tak ada keluh dalam
batinku akan semua ini. Aku bersyukur dan menikmati hidupku. Memang, terkadang
hidupku tak seluruhnya sejalan indah dan lancar. Selalu banyak rintangan yang
ku dapati. Dari hasil panen pariku yang gagal hingga kebutuhan ekonomi
keluargaku. Semua ini memang menyekik urat nadiku. Namun, aku tak dapat
berkutik. Apa yang bisa ku lakukan ? uang sekolah anakku selama empat bulan
belum terbayar. Sedangkan anakku tidak hanya satu saja. Bahkan, di rumahku
terdapat empat anak yang merintih tiap malamnya karena dendangan perutnya yang
tak berhenti untuk bernyanyi. Aku menangis dalam sendu malam. Aku mengadu pada
Tuhan akan semua rintihan kisah sendu duniaku ini.
Kisah senduku tak hanya
sampai sini saja. Pari yang ku harapkan untuk memenuhi hidupku dan keluargaku
tak seperti harapku. Tahun ini aku gagal panen ! tersentak saat aku mengetahui
kenyataan ini. Pilu hati ini saat memandang
hamparan sawah yang luas karena gagal panen. Miris jiwa ini harus pulang
melihat anak menangis. Aku harus bagaimana ? apa yang harus ku lakukan ? pari
ini satu-satunya harapan untuk aku bertahan hidup. Tuhan, tolong aku.
Aku tak kuat menahan
jatuhan air mata ini. Mataku sakit ! darahku mulai bergejolak akan tangis ini. Hatiku
tercabik akan kenyataan ini. Cukup ,
sudah sampai sini ! tak mungkin aku harus begini saja. Aku harus mencari uang
untuk keluargaku. Unutk mencukupi kebutuhan hidup dan menyambung hidup. Semoga Allah
memberi kemudahan, kesabaran hati, semangat hidup dalam melewati hidup ini. Terimakasih
Ya Allah akan kisah hidup yang telah Engkau berikan. Ini membuat hidup kami
lebih dewasa dan lebih memahami arti dunia ini. Terimakasih Ya Allah atas
segala cinta kasihmu terhadap kami,
Halo sob ? bagaimana
tentang cuplikan di atas yang lula buat ? itu aku buat sendiri loo !! maaf, ini
semua tidak ada maksud tertentu. Ini hanya buah pikiran lula yang di kembangkan
saja. Tidak lebih. Lula mohon maaf sebesar-besarnya jika dalam cuplikan di atas
masih banyak kata-kata yang kurang berkenan. Sebesar-besarnya lula mohon maaf
sekali. semoga kalian yang membaca memaafkannya. Terimakasih J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar