Rabu, 06 Juni 2012

Pejabat dan Petani


PEJABAT .
Aku duduk di kursih empuk berwana hitam yang berlapis bulu angsa.  Memandang laptop bewarna putih. Ditemani dengan suguhan sebotol anggur merah yang memikat hati. Ini membuatku melayang akan keindahan dunia. Hamburan uang yang menghiasi setiap sudut ruang kantorku membuatku semangat bekerja. Jam per jam, menit per menit, detik per detik uang mengalir begitu derasnya. Menyulap mataku yang dulunya bening menjadi buram seketika. Semuanya tampak berbalut kebahagian dengan uang yang sebenarnya mulai memburam. Bisikan picikku mulai berkumandang di bibirku. Mengharap tak seorangpun mengetahui penggelapan uang yang ku lakukan untuk bermain-main seketika itu juga. Lantunan doaku terhadap tuhan mulai ku dendangkan agar mereka semua tak mengetahui akal kebusukan yang telah ku mainkan.
Tak ada keluh yang ku rasakan. Hanya kegelapan yang mulai menyelimuti bahagiaku. Aku bersyukur belum ada yang mengetahui kebusukanku. Sebisa mungkin tak akan ku sia-siakan hamburan ini sebelum berakhir. Tak ku dapati rintangan dalam hidupku. Semuanya terasa mengalir seindah aliran uang yang ku dapat. Tak perlu ku pikir akan kebutuhan ekonomi keluargaku. Semuanya telah tersedia, bahkan melebihinya. Aku biasakan juga anak-anakku untuk menghamburkan uangku. Uang ini begitu banyak hingga membuatku bingung akan segalanya. Mataku tertutup akan segalanya.
Kisah indahku tak sampai sini saja. Ternyata akal ke busukku tak disadari. Sehingga, aku dapat melanjutkan menghamburkan uang lagi. Sungguh, bahagianya hidupku. Bahagia akan kegelapan. Mataku berbinar melihat segalanya. Senyum picikku mulai membentang menghiasi bibirku. Semuanya terasa menyenangkan. Tak ku pedulikan tangisan yang mereka rasakan. Aku hanya berpikir tentang aku, aku, aku dan aku. bukan kamu, kalian atau mereka. Aku tak peduli apa yang kalian rasakan, hanya satu di otak dan pikirku, yang penting aku tak sesusah kalian dan bahagia. Bermain dengan uang-uang yang bertaburan. Ini membuat anganku melayang akan kehidupan.
Namun, hidup ya begini jalannya.. adakalanya aku bahagia dan adakalanya aku jatuh terpuruk. Semua kebohanganku mulai tertangakap. Semuanya telah membenciku. Perkataan kasar mulai keluar dari mulut mereka yang telah ku hianati. Semuanya memang seakan terasa sakit. Namun, tak seutuhnya sakit. Untuk apa aku punyak uang yang berhamburan jika tak gunakan ?? aku memang dalam kurungangan besi saat ini. Namun, jiwaku masih melayang terbang melewati angkasa. Untuk uang apa banyak jika tak digunakan ??





PETANI .
Aku tertunduk menanam pariku. Satu per satu jemariku mengambil bibit pari di sebuah wadah kecil yang ku gendong. Hataman terik matahari tak membuatku terpukul  dengan keadaan ini. Hanya senyum dan dendangan burung perkutut yang mulai mendamaikan jiwaku. Mereka semua tampak menyinari langkahku. Lantunan doa dan harapku mulai bertaburan di setiap bibit pari ini. Semoga pari yang ku tanam ini membawa barokah bagi dunia ini. Untaian kata doa tulus ku ucapkan untuk mereka semua yang akan menikmati hasil pari ku ini.
Tak ada keluh dalam batinku akan semua ini. Aku bersyukur dan menikmati hidupku. Memang, terkadang hidupku tak seluruhnya sejalan indah dan lancar. Selalu banyak rintangan yang ku dapati. Dari hasil panen pariku yang gagal hingga kebutuhan ekonomi keluargaku. Semua ini memang menyekik urat nadiku. Namun, aku tak dapat berkutik. Apa yang bisa ku lakukan ? uang sekolah anakku selama empat bulan belum terbayar. Sedangkan anakku tidak hanya satu saja. Bahkan, di rumahku terdapat empat anak yang merintih tiap malamnya karena dendangan perutnya yang tak berhenti untuk bernyanyi. Aku menangis dalam sendu malam. Aku mengadu pada Tuhan akan semua rintihan kisah sendu duniaku ini.
Kisah senduku tak hanya sampai sini saja. Pari yang ku harapkan untuk memenuhi hidupku dan keluargaku tak seperti harapku. Tahun ini aku gagal panen ! tersentak saat aku mengetahui kenyataan ini. Pilu hati ini saat  memandang hamparan sawah yang luas karena gagal panen. Miris jiwa ini harus pulang melihat anak menangis. Aku harus bagaimana ? apa yang harus ku lakukan ? pari ini satu-satunya harapan untuk aku bertahan hidup. Tuhan, tolong aku.
Aku tak kuat menahan jatuhan air mata ini. Mataku sakit ! darahku mulai bergejolak akan tangis ini. Hatiku  tercabik akan kenyataan ini. Cukup , sudah sampai sini ! tak mungkin aku harus begini saja. Aku harus mencari uang untuk keluargaku. Unutk mencukupi kebutuhan hidup dan menyambung hidup. Semoga Allah memberi kemudahan, kesabaran hati, semangat hidup dalam melewati hidup ini. Terimakasih Ya Allah akan kisah hidup yang telah Engkau berikan. Ini membuat hidup kami lebih dewasa dan lebih memahami arti dunia ini. Terimakasih Ya Allah atas segala cinta kasihmu terhadap kami,

Halo sob ? bagaimana tentang cuplikan di atas yang lula buat ? itu aku buat sendiri loo !! maaf, ini semua tidak ada maksud tertentu. Ini hanya buah pikiran lula yang di kembangkan saja. Tidak lebih. Lula mohon maaf sebesar-besarnya jika dalam cuplikan di atas masih banyak kata-kata yang kurang berkenan. Sebesar-besarnya lula mohon maaf sekali. semoga kalian yang membaca memaafkannya. Terimakasih J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar