Waktu itu pukul 24.00 WIB tengah malam, aku terbangun dari
tidurku. Mataku yang separuh masih mengantuk membuat pandangan mata ini berasa dipenuhi
dengan kunang-kunang.
From : Bryan
Date : 12-12-12
Time : 24.00 WIB
Morning Nesha ! be happy with this special
day. I wish you always happy. Don’t forget make wish in this special day. Love
you!
|
“Why
always Bryan??” keluhku. Bryan memang sangat baik. Dia adalah sahabat terbaik
ku. Namun, perhatiannya yang berlebihan kepadakumembuat aku menjadi enggan
kepadanya. Bryan memang asik sekali untuk diajak mengobrol dan bercerita. Dia
selalu memberi ide-ide gila yang selalu membuat aku tertawa.
Aku
ambil secarik kertas ku tuliskan my wishes di atas kertas tersebut. ku lipatnya
menjadi sebuah perahu. Dan ku masukkan perahu tersebut kedalam sebuah botol.
Setelah usai menuliskan my wishes tanpa pikir panjang aku langsung mengabaikan
pesan dari Bryan. “Aku tinggal tidur sajalah lagian nanti pagi aku ada kelas”
batinku.
#Kamar Bryan..
“hhmm,
lama banget Nesha nggak balas pesanku? Padahal sudah jam 03.00 pagi” bryan
Nampak bingung padahal biasanya Nesha selalu terbangun bila ada pesan masuk.
Akhirnya Bryan kembali melanjutkan tidurnya.
#Pagi itu di kamar Nesha,
Aku
mulai bersiap-siap menata bukuku dan berangkat menuju sekolahku. Tiba-tiba
terdengar bel berbunyi dari kamarku. “tingtong..tingtong”
. “siapa ya pagi-pagi ke rumah? Aahh, pasti ini Bryan. Rajin sekali sudah
jemput aku”. ku buka pintu kamarku, tak kutemui seorangpun ada di depan pintu.
Hanya ada teman-temanku yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. “morning,
Maria! Do you look people who switched my bell ?” tanyaku kepada Maria,
tetanggaku. “morning Nesha, I think I’m not looked” jawab Maria. “okay, thanks
babe!” jawabku.
Aku
kembali masuk mengambil tas, buku dan perahu wishesku. Setelah itu aku mulai
berangNesh ke sekolah. Saat aku mau mengunci kamarku. Ku lihat secarik kertas
dibawah pintu kamarku.
Dear Nesha .
Morning Nesha! Be happy with this special day. I wish
you always happy. Love you so much J
Your
Love
|
“siapa
lagi yang kirim ucapan seperti ini pakai atas nama your love lagi. Ah, mungkin
Bryan lagi ini.” Dengan segara aku
berangNesh ke sekolah siapa tahu aku bertemu Bryan dan menanyakan tentang surat
ini.
Di
pintu gerbang sekolah tak sengaja aku melihat tas hijau tua yang biasa
dikenakan Bryan. Aku segera berlari dan berteriak menuju Bryan.
“kamu kirim surat kaleng buat aku?” tanyaku
“surat kaleng? Tadi pagi? Yang benar aja babe? Aku tadi
tengah malam sms kamu nunggu balesan kamu sampai jam 03.00 WIB tapi kamu nggak
balas pesanku. Ya, akhirnya aku lanjutin tidur lagi daripada nunggu pesan dari
kamu!” jelas Bryan
“loh? Lah? Are you sure, Bryan?” penasaranku semakin meningNesh,
siapa pengirim surat misterius ini.
“maybe Jason! Cowok yang kamu suka mulai dari semester awal
sampai semester lima itu!”
“impossible!” ungkapku dengan cemburut.
Tiba-tiba
Bryan menarik hidungku dan berjalan meninggalkan aku dibelakang. Aku mencoba mencoba
mengejar dan membalasnya. Dan saat itu, aku melihat Jason. Jason tersenyum kepadaku.
Semyum ini sangat berbeda dari biasanya. Baru pertama kali aku melihat Jason
tersenyum. Terkadang dia adalah cowok yang sungguh cuek sekali dengan
gadis-gadis di sekolah yang menyukainya. Hatiku mengelak tentang apa yang aku
lihat. Namun, senyuman Jason mencairkan perasaan dingin di hati ini. Aku pun
membalas senyum kecil dari bibir ini.
“Nesh,
bell is ringing!” aku dan Bryan segera berlari menyusuri tangga . memijak anak
tangga satu ke anak tangga lainya.
Pukul 10.00
materi yang diberikan telah dirasa cukup. Akhirnya kelas hari ini diakhiri.
“Nesh, sorry I have promise with my friends to play
football. So, I can’t go home with you!” kata Bryan.
“hhmm, okay! No problem, be happy with your friends! Bye” kataku
kepada Bryan.
Ku
susuri jalan yang damai dan tentram ini. Merpati-merpati berterbangan kesana
kemari dengan penuh kebahagian. Entah mengapa tiba-tiba benakku mengajakku
menyusuri jalanan dan kaki menuju danau. “kebetulan di danau aku taruh my
wishes supaya my wishes berjalan menyusuri ombak di danau. Bagaimanapun nanti, apa yang
akan terjadi atau tidaknya aku serahkan semuanya ke Tuhanku. Karena hanya
kepadanya semua akan kembali. Dan aku yakin bahwa Tuhan akan memberika yang
terbaik untuk diriku.” kataku saat menaruh my wishes di dalam danau.
Kakiku
terasa enggan untuk melangkah. Aku masih ingin berada di tempat ini
mendengarkan gemericikan air. Ketenangan aku rasakan disini. Hilir angin yang
sepoi membuat aku nyaman tinggal disini.
Tiba-tiba
datanglah seorang pria duduk disampingku. Dia menyapaku dengan senyum
dibibirnya. Lagi-lagi senyumnya itu mencairkan perasaan ini. Siapa lagi kalau
bukan Jason. Laki-lakinya yang sudah lama aku sukai. Mulai dari semester awal
dan akhir semester lima. Banyak wanita-wanita rupawan mengharapkan cintanya.
Namun, tak ada diantara mereka yang dicintai.
“hi, Jas! What
are you doing in here?”
“saya
tidak mengerti mengapa aku bisa berada disini.”
“you can speak
Indonesian?”
“hhaha,
yes I can. Saya dulu juga pernah tinggal di Indonesian walau hanya dalam lima
bulan. Ibu saya adalah orang American tapi ayah saya adalah orang Indonesian.”
“aku kira orang
Idonesian yang ada disini hanya aku dan Bryan saja. Ternyata kamu juga. Ngomong-ngomong
kenapa kamu nggak pulang?”
“entahlah
aku tak mengerti, aku hanya mengikuti langkah kaki dan perasaanku yang
mengingankan menyusuri jalan ini dan berhenti di danau ini.”
“senang sekali
aku dapat berbincang-bincang denganmu”
“aku pun juga begitu”
“boleh aku Tanya sesuatu?”
“apa
yang mau kamu tanyakan?”
“mungkinkah kamu
mengirimkan sebuah surat misterius kepada seorang wanita?”
Jason
terdiam sejenak..
“kalau
sesuatu itu aku inginkan kenapa tidak aku lakukan?”
sekarang
giliranku terdiam dengan jawaban Jason. Pernyataan tersebut membuat aku
bingung. Bahkan lebih membingungkan daripada merangkai sebuah robot. Jason terdiam pula, tak ada kalimat Tanya
yang ia keluarkan. Aku tak mengerti harus berbuat apa? Aku juga tak tau harus
bertanya apa? Dan akhirnya dia mengeluarkan suara…
“tanggal
hari ini cukup bagus yaa?”
“aahh,, mm..
hh.. oohh iya bagus sekali.” pertanyaan Jason membuat aku gugup dan
salah tingkah tingkat stadium akhir. Kenapa dia harus bertanya seperti ini. Dia
membuatku gugup dan teringat dengan my wishes yang aku taruh di danau ini.
“iya,
tanggal 12-12-12”
“nn..gg.. kamu
bikin wishes untuk hari ini?”
“wishes?
Aku bikin baru saja tadi wishesku aku lempar ke danau ini sebelum aku bertemu kamu dan duduk disini. bagaimana
dengan kamu?
“a..akuu.. ak..ku.. juga bikin
wishes kok. Tadi sebelum kamu datang kemari aku taruh wishesku di danau ini.”
Kejadian ini membuat jantungku semakin berdetak lebih keras. Aku gugup, aku
salah tingkah.
“well…”
Lalu
kami berdua saling terdiam satu sama lain. Dua jam kami berbincang-bincang dan akhirnya kami
mulai terdiam. Jason tidak mengeluarkan suaranya sama sekali. aku melihat Jason
yang terus memperhatikan jamnya yang terus berdetik. Dia tampak begitu serius
dengan apa yang dia lakukan. Aku mencoba bertanya tentang apa yang dia lakukan.
“Jas, kenapa
kamu lihat jam terus?” dia tidak menjawab pertanyaanku.
#lima menit kemudian..
“Jas, are you
okay?” Jas masih terdiam dan memperhatikan jam ditangannya.
Aku tak
mengerti dengan apa yang dilakukan Jason. Dia tadi tampak friendly. Tapi
mengapa dia bisa berubah dalam kurun waktu secepat itu. ini membuat aku jerah
dan membuat aku ingin meninggalkan Jason. Meskipun kesempatan seperti sangat
jarang sekali tapi sikap Jason membuat aku kesal.
Dan
saat aku berdiri dan hendak berjalan, Jason mengenggam tanganku.
“sudah
lama aku menunggu waktu ini datang. Waktu yang tepat dan kesempatan yang tepat.
Tentu kamu tahu pastinya siapa yang mengirim surat kaleng itu kepadamu? Tentu
kamu pasti tau apa arti senyuman yang aku berikan kepadamu? Dan apakah kamu tak
mengerti mengapa aku memandang jam tanganku secara serius? Semua ini aku
lakukan demi kamu. Aku mencintaimu sejak awal. namun, dari awal aku sudah
memiliki planning untung menyatakan cinta kepadamu pada saat tanggal 12 bulan
12 dan tahun 2012. Pukul 12 lebih 12 menit. Dan sekarang adalah waktunya, aku
tak ingin melakukan kecacatan pada menit dan detik ini. Dan ini adalah saatnya
aku menyatakan cintaku kepadamu”
Aku
kaget mendengar semua penjelasan Jason yang di ungkapkan padaku. Aku terhentak,
aku merasa jantungku bergejolak dengan cepatnya. Dan akhirnya Jason merunduk
dihadapanku, dia meraih tanganku daaaannnn ……………
“aku
tak mau banyak berbasa-basi, karena akan banyak waktu yang terbuang. Satu
detikpun lewat ini semua tak menjadi special. Dan ini saatnya aku mengatakan,
maukah dirimu menjadi pelengkap hari dalam hidupku?”
Aku
diam mendengar ini semua. Aku tersentak, aku tak dapat berkata-kata. Aku hanya
tersenyum dan menganggungk-anggukan kepalaku pertanda aku mau.,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar